Abstrak Latar Belakang: Higiene perorangan merupakan perilaku bersih, aman dan sehat penjamah makanan untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada makanan mulai dari persiapan bahan makanan sampai penyajian makanan. Pengetahuan yaitu suatu kemampuan yang dimiliki oleh penjamah makanan agar mampu menjawab dengan tepat mengenai personal higiene penjamah makanan. Sikap merupakan tanggapan atau resp…
DAYA TERIMA DONAT KENTANG DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG CANGKANG TELUR Rada Sagita1, Endah Mayang Sari1, Sutyawan1 1Prodi D-III GIZI, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang, Indonesia Email: [email protected] Abstrak Latar Belakang: Meningkatnya konsumsi telur di Indonesia mengakibatkan limbah cangkang telur yang tidak dimanfaatkan secara maksimal. Cangkang telur diketahui mengandung 97% kalsiu…
STATUS GIZI DAN KEBUGARAN FISIK PADA SISWA SEKOLAH POLISI NEGARA KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Muhammad Raafi1, Endah Mayang Sari1, Eri Virmando1 1Prodi D-III Gizi, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang, Indonesia Email : [email protected] Abstrak Latar Belakang : Polisi Republik Indonesia harus senantiasa mempunyai kebugaran fisik yang prima. Penilaian gizi makanan dilakukan agar dapat me…
Abstrak Latar Belakang: Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 diketahui prevalensi obesitas pada remaja dengan indikator IMT/U di Bangka Belitung sebesar 7,27%. Pola makan dan aktivitas sedentary merupakan faktor penyebab terjadinya peningkatan IMT. SMP Kristen Kalam Kudus Pangkalpinang merupakan salah satu SMP yang ada di Pangkalpinang. Berdasarkan hasil analisis data awal te…
Abstrak Latar Belakang : Puree labu kuning merupakan salah satu bentuk olahan labu kuning yang diproses dengan cara dikukus kemudian dihaluskan. Pemanfaatan puree labu kuning ini yang belum optimal. Labu kuning hanya dipanen tua dan diolah menjadi kolak, kripik, puding, selai atau substitusi pada produk pangan olahan seperti dodol, roti dan kue-kue basah lainnya untuk konsumsi makanan selingan…
Abstrak Latar Belakang : Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan.
RINGKASAN Latar Belakang: Pendekatan berdasarkan analisis Linier Programming (LP) dikembangkan untuk formulasi Panduan Gizi Seimbang berbasis Pangan Lokal (PGS-PL) pada populasi khusus dan mengidentifikasi zat gizi yang mana kecukupan makanannya tidak dapat dipastikan. Pendekatan LP digunakan untuk menilai apakah kombinasi makanan lokal di rumah tangga sudah mencapai tingkat kepadatan nil…
RINGKASAN Latar Belakang: Pemberian makanan pendamping yang buruk dapat meningkatkan risiko kekurangan gizi, morbiditas dan mortalitas pada bayi dan balita. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi balita akan berdampak pada pemenuhan zat gizi pada balita karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dari terbentuknya perilaku seseorang. Edupal-Flashcard berisi edukasi pangan loka…
RINGKASAN Prevalensi anemia di Indonesia mencapai 21,7% dengan prevalensi anemia pada wanita sebesar 23,9% dan prevalensi anemia pada usia remaja (15- 24 tahun) sebesar 18,4%. Angka prevalensi anemia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 16%. Penelitian Emilia (2019) menunjukkan bahwa anemia pada remaja putri di Kota Pangkalpinang sebesar 63,8% dengan asupan zat besi kurang sebanyak 84…
RINGKASAN Latar Belakang: Praktik pemberian makanan pendamping yang buruk selama masa kritis dapat meningkatkan risiko kekurangan gizi, morbiditas dan mortalitas pada bayi dan balita, sehingga sangat penting untuk memberikan asupan zat gizi yang memadai untuk menghindari konsekuensi negatif jangka panjang. Pendekatan berdasarkan analisis Linier Programming (LP) dikembangkan untuk formulasi…
Booklet Panduan Gizi Seimbang Berbasis Pangan Lokal (PGS-PL) untuk Anak Usia 24-35 Bulan di Kecamatan Simpang Teritip
Laporan Penelitian Simlitabkes Edupal 2022
Sertifikat HAKI Alat Peraga Flashcard Edupal (Edukasi Pangan Lokal)
Pontianak Nutrition Journal Asupan Energi, Protein Dan Keragaman Pangan Tidak Berhubungan Dengan Stunting
Sertifikat HAKI Karya Rekaman Video Cipta Lagu dan Puisi "Remaja Bebas Anemia"
Sertifikat HAKI Karya Rekaman Video Edukasi Gizi Remaja Bebas Anemia
RINGKASAN Prevalensi anemia di Indonesia mencapai 21,7% dengan prevalensi anemia pada wanita sebesar 23,9% dan prevalensi anemia pada usia remaja (15-24 tahun) sebesar 18,4%. Angka prevalensi anemia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 16%. Penelitian Emilia (2019) menunjukkan bahwa anemia pada remaja putri di Kota Pangkalpinang sebesar 63,8% dengan asupan zat besi kurang sebanyak 84,…
ABSTRAK Latar Belakang: Prevalensi anemia di Indonesia mencapai 21,7% dengan anemia pada usia remaja (15-24 tahun) sebesar 18,4%. Asupan gizi besi yang kurang pada remaja dapat disebabkan pengetahuan remaja yang kurang tentang pangan sumber zat besi dan peran zat besi bagi remaja. Berdasarkan hal ini maka peningkatan pengetahuan melalui pendidikan gizi dapat memperbaiki perilaku remaja untuk m…
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PRA LANSIA DI RUMAH SAKIT Penyakit jantung koroner merupakan penyakit karoner merupakan penyakit kardiovaskuler yang disebabkan oleh penytumbatan pada arteri koroner oleh tumpukan plak, polutan atau zat-zat kimia lingkungan yang biasanya masuk ke tubuh melalui makanan, minuman atau berbentuk gas yang terkumpu…
INTISARI GAMBARAN AKTIVITAS FISIK DAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DEWASA AWAL DI RUMAH SAKIT Dhia Ramadhani Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang [email protected] Latar belakang: Hipertensi adalah peningkatan tekakan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cuku…