Perbedaan Pengaruh Rebozo dan Kompres Hangat terhadap Penurunan Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
Abstract
Latar belakang: Proses persalinan termasuk dalam proses akhir dari pengeluaran janin hasil konsepsi dari dalam Rahim. Kondisi stres yang disebabkan oleh kontraksi dapat menyebabkan rasa sakit yang berlebihan. Teknik rebozo saat persalinan dapat membantu otot ligamentum uterus rileks, sehingga dapat mengurangi rasa sakit. Intervensi nonfarmakologi lainnya untuk mengurangi nyeri yang berlebihan yaitu dengan melakukan kompres hangat. Peneliti ingin melihat cara yang paling efektif dari kedua cara tersebut untuk mengurangi nyeri persalinan yang berlebihan.
Tujuan: Menentukan perbedaan antara metode rebozo dan kompres hangat dalam mengatasi nyeri persalinan kala I fase aktif.
Metode: Penelitian ini dirancang sebagai penelitian quasi eksperimental dengan menggunakan metode dua kelompok pra-tes dan setelah-tes yang terdiri dari dua kelompok intervensi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang akan menjalani persalinan di Praktik Mandiri Bidan (PMB) Neni Lidia dengan consecutive sampling sejumlah 32 orang. Pengukuran skala nyeri menggunakan skala wong baker. Dilakukan uji normalitas Shapiro-wilk dilanjutkan dengan Wilcoxon dan Mann Whitney untuk uji hipotesis penelitian.
Hasil: Berdasarkan uji Shapiro-wilk didapatkan distribusi data tidak normal sehingga dilanjutkan dengan uji Wilcoxon P=0,000 dan P=0,016 pada uji Mann-Whitney terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Nilai rerata intervensi rebozo 2,81 ± 0,738 dan kompres hangat sebesar 2,34 ± 0,602 teknik rebozo lebih tinggi. Terdapat perbedaan pengaruh pemberian teknik rebozo dan kompres hangat terhadap penurunan skala nyeri persalinan kala I fase aktif.
Kesimpulan: Diharapkan ibu yang akan bersalin dapat menggunakan teknik rebozo yang terbukti dalam penelitian lebih efektif digunakan dari pada kompres hangat dalam menurunkan skala nyeri persalinan karena rebozo dapat mempengaruhi syaraf pusat dengan menutup gate control sehingga pesan dari nyeri tidak bisa diteruskan ke korteks serebral, sehingga persepsi tentang nyeri menjadi berkurang dibandingkan dengan teknik kompres air hangat.Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.32922/jkp.v11i2.877
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang | Komplek Perkantoran dan Pemukiman Terpadu Pemprov. Bangka Belitung Jalan Telaga Biru I Desa Padang Baru - Bangka Tengah
JKP (JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKAPINANG) INDEXED BY:
MAPS: