Text
Hubungan Praktik Pemberian Makanan Prelakteal Dengan Stunting Pada Bayi di Puskesmas Kenanga
Latar Belakang: Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia. Keadaan ini dipresentasikan dengan nilai z-score panjang badan menurut umur (PB/U) kurang dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan menurut WHO. Hasil Studi Status Gizi (SSGI), prevalensi bayi stunting di Indonesia sebesar 21,6% pada 2022, angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 24,4%. Studi Status Gizi Indoensia (SSGI) tahun 2022 mencatat 18,5% dan Kabupaten Bangka sendiri memiliki prevalensi stunting mencapai 16,2%.
Tujuan: Mengidentifikasi hubungan praktik pemberian makanan prelakteal dengan stunting pada bayi di Puskesmas Kenanga.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan uji korelasi pearson yang akan dilaksanakan pada bulan Mei 2023 di Wilayah Kerja Puskesmas Kenanga sebanyak 173 sampel. Jenis data yang digunakan berupa data primer yang diperoleh dari wawancara langsung dengan ibu bayi, pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data sekunder mengukur panjang badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Kenanga.
Hasil : Rata-rata panjang badan bayi 61,7 cm dan rata-rata umur 3 bulan dengan responden yang mengalami stunting sebesar 9,2 serta terdapat hubungan antara praktik pemberian makanan prelakteal dengan stunting.
Kesimpulan: Ada hubungan yang bermakna dengan arah negatif (-) antara praktik pemberian makanan prelakteal dengan stunting di Puskesmas Kenanga (p=
Tidak tersedia versi lain